Dunia Guru di Jawa Timur (Jatim) kembali
mendapat hawa sejuk. Setelah beberapa waktu lalu dunia pendidikan Jatim
tecoreng akibat ulah beberapa oknum yang menjual ijazah palsu bagi guru
instan, kini pahlawan tanpa tanda jasa tersebut diukir namanya dalam
kegiatan yang diadakan Universitas PGRI Adi Buana (Unipa) Surabaya dan
beberapa Perguruan Tinggi Swasta lain di Jatim. Kegiatan diadakan di
Universitas yang mencetak lulusan tenaga pengajar tersebut
diapresiasikan dengan mengadakan Sertifikasi Guru Dalam Jabatan (SGDJ).
Sekitar 500 Guru dari 5 daerah Jatim,
Jum’at (20/7/2012) dari berbagai pendidik/pengajar setingkat TK, SD, SMP
baik SMA mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru yang diadakan
Unipa yang bekerja sama dengan PTS STKIP Bangkalan, STKIP Lamongan dan
Unmuh surabaya. Opening Ceremony dibuka langsung oleh Rektor Universitas
PGRI Adi Buana Surabaya Drs. H. Sutijono M.M..
Turut tampil Devi Sita menyanyikan lagu Hymne Guru dan Satu-satu Aku Sayang Guru. Syahdunya
lagu Hymne guru yang dinyanyikan murid SD 45 Wonokusumo sempat membuat
tangis haru beberapa guru yang mengikuti prosesi opening di gedung Pasca
Sarjana lantai 5 Universitas Adi Buana tersebut. Pantas saja suara
cilik anak kelas 5 SD tersebut dapat menghipnotis 500an guru yang hadir,
ditambah saat bernyanyi Devi lengkap memakai seragam SD nya. Dituturkan
oleh Ida Ayu kepada suaramandiri.com seorang peserta sertifikasi guru
asal lamongan tersebut, bahwa Devi Sita begitu polos bernyanyi sebagai
wujud cinta kepada korps pahlawan tanpa tanda jasa.
Acara yang digelar selama sembilan hari
mulai tanggal 19 s/d 20 tersebut digelar tidak hanya bertempat di kampus
Unipa saja, tetapi 500 guru lainnya juga mendapat pendidikan dan
pelatihan yang dipusatkan Pusdiklat Akmil Juanda Surabaya. Diakui oleh
Drs.H.Sutijono M.M bahwa peserta yang lulus dan mendapatkan sertifikat
sebagai tenaga pendidik tersebut akan mendapatkan sertifikat pendidik
yang ditanda tangani oleh ketua rayon sertifikasi 142 dalam hal ini
adalah Rektor Unipa dan didaftarkan di Badan SDM Pendidikan dan
Kebudayaan di Jakarta untuk mendapatkan tunjangan sebagai tenaga
pendidik. Drs. H.Sutijono M.M. mengaharapkan bahwa hasil dari kegiatan
tersebut dapat mencetak tenaga pendidik atau pengajar yang memiliki
kompetensi profesional, emosional, pribadi, dan sosial.Sumber : suaramandiri.com
0 komentar:
Posting Komentar