Nama : Nurul Mabruroh
Kelas : 2011 E
NIM : 11 - 8000 – 233
Prodi : PGSD 2011 E - UNIPA SURABAYA
Tatkala kita pertama kali mengenal apa itu ilmu pengetahuan, dari
situlah kita bertemu dan diperkenalkan dengan sosok seorang guru. Sosok
pahlawan yang luar biasa dalam dunia pendidikan ini. Dari tangan dingin
seorang gurulah lahir anak – anak bangsa yang berprestasi dan
berkualitas. Dengan keikhlasan dan kesabaran beliau, kita dituntut dan
dibimbing dari yang belum tahu apa – apa menjadi tahu segalanya. Sungguh
luar biasa para pendidik kita saat ini, tanpa pamrih mendidik kita
sampai detik ini.
Dari ungkapan itulah, saya beranggapan bahwa guru ibarat alat penggorengan (wajan). Mengapa demikian ? Mungkin timbul dalam benak masing –masing kenapa saya memilih alat rumah tangga alat penggorengan (wajan) sebagai ibarat seorang guru ? pada hal jenis alat rumah tangga itu sangatlah banyak. Jika kita telusuri, banyak kesamaan fungsi antara alat penggorengan (wajan) dengan sosok seorang guru.
Alat penggorengan (wajan) merupakan perkakas rumah tangga yang dilihat dari kualitasnya termasuk alat yang rata – rata artinya dia tidak alat yang sederhana dalam pembuatannya dan juga tidak alat canggih seiring dengan majunya teknologi sekarang ini. Namun dengan penampilan sederhana dan biasa itu mampu bertahan sepanjang jaman dengan banyak kelebihan yang tersimpan dibalik semua itu. Sama seperti seorang guru dengan segala kesederhanaannya mampu bertahan sepanjang jaman dalam mencerdaskan anak bangsa yang berkualitas didalam negeri meupun internasional.
Dilihat dari bentuknya, alat penggorengan berbentuk cekung yang cukup dalam dan lebar dengan dilengkapi pegangan dua yang menyerupai kuping. Jika dikaitkan dengan ilmu pengetahuan ipa cekung yang berarti lensa cekung dapat memancarkan sinar kesegala arah dan jauh maksudnya seorang guru mampu memancarkan ilmu pengetahuan yang ia punya untuk diterapkan pada semua anak didiknya. Bentuk cekung yang cukup dalam dan lebar itu sama halnya seorang guru sebagai wadah besar untuk menampung segalanya yang berkaitan dengan peserta didik dan dunia pendidikan. Mempunyai dua kupingan yang berfungsi sebagai pegangan, dari sosok guru mampu menjadi dasar pegangan yang benar dalam meletakkan pemahaman dasar seorang anak yang belum mengenal apa – apa sehingga nanti tidak ada salah tafsir dan keraguan.
Alat penggorengan (wajan ) seperti halnya seorang guru. Jika alat penggorengan memasak suatu masakan, jika tidak diaduk masakan itu akan gosong. Dan jika masakan tersebut diaduk ia tidak akan bisa gosong / matang dengan sempurna. Sama halnya seorang guru, jika tidak ada tindakan papun atau mendampingi dari guru untuk seorang murid ketika proses belajar dan pembelajaran maka murid tersebut tidak akan mendapat kejelasan atas ilmu pengetahuan yang ia peroleh apa itu benar ataukah salah sehingga dapat dikatakan pembelajaran itu tidak sempurna atau tidak sukses. Sebaliknya jika siswa itu belajar dengan seorang guru ia akan mendapat imu pengetahuan yang pasti dan benar serta tidak ada keraguan didalamnya atas materi yang telah disampaikan karena semua itu atas dasar kurikulum sekolah saat ini.
Dari segi panas,jika alat penggorengan (wajan) mengeluarkan panas makanan yang berada didalam alat penggorengan (wajan) jadi cepat matang dengan sempurna dan rasanya juga sangat lezat. Sedangkan seorang guru, jika mengajar dan memberikan motivasi dan perhatian pada siswa untuk raji belajar belajar dan terus belajar siswa menjadi percaya diri dan semangat untuk giat belajar yang nantinya mengantarkan pada kesuksesan siswa tersebut. Sebuah ungkapan “Guru yang baik ialah yang menganggap semua muridnya sebagai anak – anaknya sendiri,yang setiap hari akan mendapat curahan kasih sayangnya. Guru yang baik ialah yang memberikan masa depan cemerlang dengan membekali anak didiknya dengan visi yang tajam dan ilmu yang menjanjikan. Guru yang demikian adalah guru yang berjasa meskipun tanpa diberi tanda jasa. Guru yang demikian subtansinya adalah pahlawan” (D. Zawwawi Imron)
Kelas : 2011 E
NIM : 11 - 8000 – 233
Prodi : PGSD 2011 E - UNIPA SURABAYA
Guru sebagai Alat Penggorengan (Wajan)
Dari ungkapan itulah, saya beranggapan bahwa guru ibarat alat penggorengan (wajan). Mengapa demikian ? Mungkin timbul dalam benak masing –masing kenapa saya memilih alat rumah tangga alat penggorengan (wajan) sebagai ibarat seorang guru ? pada hal jenis alat rumah tangga itu sangatlah banyak. Jika kita telusuri, banyak kesamaan fungsi antara alat penggorengan (wajan) dengan sosok seorang guru.
Alat penggorengan (wajan) merupakan perkakas rumah tangga yang dilihat dari kualitasnya termasuk alat yang rata – rata artinya dia tidak alat yang sederhana dalam pembuatannya dan juga tidak alat canggih seiring dengan majunya teknologi sekarang ini. Namun dengan penampilan sederhana dan biasa itu mampu bertahan sepanjang jaman dengan banyak kelebihan yang tersimpan dibalik semua itu. Sama seperti seorang guru dengan segala kesederhanaannya mampu bertahan sepanjang jaman dalam mencerdaskan anak bangsa yang berkualitas didalam negeri meupun internasional.
Dilihat dari bentuknya, alat penggorengan berbentuk cekung yang cukup dalam dan lebar dengan dilengkapi pegangan dua yang menyerupai kuping. Jika dikaitkan dengan ilmu pengetahuan ipa cekung yang berarti lensa cekung dapat memancarkan sinar kesegala arah dan jauh maksudnya seorang guru mampu memancarkan ilmu pengetahuan yang ia punya untuk diterapkan pada semua anak didiknya. Bentuk cekung yang cukup dalam dan lebar itu sama halnya seorang guru sebagai wadah besar untuk menampung segalanya yang berkaitan dengan peserta didik dan dunia pendidikan. Mempunyai dua kupingan yang berfungsi sebagai pegangan, dari sosok guru mampu menjadi dasar pegangan yang benar dalam meletakkan pemahaman dasar seorang anak yang belum mengenal apa – apa sehingga nanti tidak ada salah tafsir dan keraguan.
Alat penggorengan (wajan ) seperti halnya seorang guru. Jika alat penggorengan memasak suatu masakan, jika tidak diaduk masakan itu akan gosong. Dan jika masakan tersebut diaduk ia tidak akan bisa gosong / matang dengan sempurna. Sama halnya seorang guru, jika tidak ada tindakan papun atau mendampingi dari guru untuk seorang murid ketika proses belajar dan pembelajaran maka murid tersebut tidak akan mendapat kejelasan atas ilmu pengetahuan yang ia peroleh apa itu benar ataukah salah sehingga dapat dikatakan pembelajaran itu tidak sempurna atau tidak sukses. Sebaliknya jika siswa itu belajar dengan seorang guru ia akan mendapat imu pengetahuan yang pasti dan benar serta tidak ada keraguan didalamnya atas materi yang telah disampaikan karena semua itu atas dasar kurikulum sekolah saat ini.
Dari segi panas,jika alat penggorengan (wajan) mengeluarkan panas makanan yang berada didalam alat penggorengan (wajan) jadi cepat matang dengan sempurna dan rasanya juga sangat lezat. Sedangkan seorang guru, jika mengajar dan memberikan motivasi dan perhatian pada siswa untuk raji belajar belajar dan terus belajar siswa menjadi percaya diri dan semangat untuk giat belajar yang nantinya mengantarkan pada kesuksesan siswa tersebut. Sebuah ungkapan “Guru yang baik ialah yang menganggap semua muridnya sebagai anak – anaknya sendiri,yang setiap hari akan mendapat curahan kasih sayangnya. Guru yang baik ialah yang memberikan masa depan cemerlang dengan membekali anak didiknya dengan visi yang tajam dan ilmu yang menjanjikan. Guru yang demikian adalah guru yang berjasa meskipun tanpa diberi tanda jasa. Guru yang demikian subtansinya adalah pahlawan” (D. Zawwawi Imron)
0 komentar:
Posting Komentar